Nasehat Memilih Istri
Sedih aku. Kenapa ada ikhwan yang menolak akhwat hanya gara-gara fisik?! Padahal akhwat itu baik, cerdas, faham agama pula. Pokoknya insya Allah ia sholihah, tapi kenapa ada ikhwan yang menolaknya hanya gara-gara dia tidak cantik?!
... baca selanjutnya di sini ...
... baca selanjutnya di sini ...
25 Comments:
At 12/1/07 23:05, Anonymous said…
assalamualaykum...`afwan ana dapat blog nya dari teman kemaren.ini az zaujah nya akh alfi yg dari bogor??dan yg di maksud aljanary di tulisan sblumnya akh sumardi yah (ana lupa) yg dulu di jepang jg.ana dulu kenal sama akh alfi ketika beliau di tokyo dan akh aljanary ketika beliau masih di gunma..salam sama mereka dr altoari
At 14/1/07 15:24, Mutiara Suamiku said…
wa'alaykumussalaam wa rahmatullah... betul akhi, ana zawjah akh alfi yang dari bogor. al janary juga betul yang dulu di jepang, tapi bukan sumardi, rusmadi...insya Allah ana sampaikan salam antum. jazakallah khayr.
At 15/1/07 13:28, Anonymous said…
makasih ya dah dikirmkan di email....
tp email ana dah ganti dari ad_hie@internux.web.id jadi
ayik_oi@yahoo.com
syukran
At 18/1/07 16:05, Anonymous said…
Nasihat bagus buat ana yang masih single dan lagi serius nyari istri shalihah.. :-)
Walaupun masih belajar menjadi shalih sesuai manhaj salaf.
At 20/2/07 12:21, Anonymous said…
subhanallohu tulisan ukhti muti.....
mudah2an kita bisa menjadi istri sholeha untuk suami kita
nuha ..yg juga berusaha untuk menjadi istri sholeha
At 23/2/07 09:35, Ummu Khansa said…
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Ukhti Muti, ana ijin ngopy tulisan ini ke blog ana ya. Jazakillahu khoir.
At 7/3/07 16:42, . said…
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. ana juga ijin ngopy tulisan ini ke blog ana ya. Jazakillahu khoir.
At 24/3/07 22:52, niqniq said…
Assalamu'alaikum warohmatullah,
kaifa haluki? saya tunggu tulisan selanjutnya..^_^
barokallahu fiikum ^_^
At 10/4/07 16:02, Santi said…
assalamu'alaykum..mohon ijin kopi peis tulisannya ke blog saya
At 10/4/07 16:27, Anonymous said…
assalamu'alaikum. mbak, ana ijin ngopy puisinya ke blog ana ya ? Jazakillahu khoirol jaza'
At 11/4/07 08:44, Anonymous said…
saya ibaratkan begini,
mutiara itu akan lebih tampak keindahannya ketika dipasangkan pada rantai kalung platinum. Di sisi lain, kalung platinum juga akan tampak biasa2 saja kalo tidak dipasangi mutiara.
Jodoh kan ditanganNya, kenapa mesti menyesal kalo ada rantai kalung besi yang tidak mau dipasangkan dengan mutiara, bukankah itu lebih baik bagi mutiara dan rantai besi sendiri karena mereka bisa mencari dan mendapatkan pasangan yg lebih baik, yang bisa menambah nilai masing2. Selama kita percaya Allah telah menentukan yang terbaik bagi kita.
At 17/4/07 13:48, Anonymous said…
ukh, ijin mengkopi petikan tulisan ini ya.. jazakillah
At 9/5/07 20:02, Abu Hasna said…
Subahanallah, nice post :)
Ana sendiri mang lagi nimbang-nimbang kek gimana calon pedamping yang harusnya ada disamping ana kelak. Sudah ada yang di depan mata, sedang diusahakan tapi terkadang trus muncul niat untuk mengikhlaskan. Masih banyak ngangsu kawruh soal hidup.
At 30/5/07 07:45, Anonymous said…
assalamu'alaykum...
ukhtiy, saya ijin mengkopi tulisan ini...
tapi ngomong-ngomong... kok blognya g pernah diupdate..
At 24/7/07 15:36, Anonymous said…
Assalaamu'alaykum.
Ukhti, afwan sedikit komentar. Kejadian memilukan spt ini juga sering terjadi pd Ikhwan lho. Kebetulan Ana sering jadi comblang bbrp Ikhwan melalui isteri Ana, dan bbrp kali juga bbrp Ikhwan ini ditolak dgn alasan tidak kufu'. Mmg Ana akui Ikhwan kebanyakan masih agak kekanak2 an dibandingkan akhwat yg sdh lebih dewasa pemikirannya. Sebagian Akhwat yg sdh lama mengaji umumnya berharap jodoh selevel ustadz atau thulab yg 'alim, dan ini yg susah, jadinya banyak Ikhwan yg mundur teratur (syaratnya hafalan quran sekian juz, arba'in sekian fasal, dsb...). Masukkan buat Akhwat, tolong kriteria calon suaminya sedikit diperlonggar, yg utama adalah dia baik akhlaqnya, rajin mengaji, dan beraqidah dan manhaj yg shahih. Barakallaahu fiik.
At 27/7/07 07:31, Anonymous said…
Assalamu Alaikum..
Jazakillah Khoir Ukhti Wa Barokalloh Fiik..
Ijin mengCopy di Web ana..
At 18/9/07 00:57, assalam said…
Assalam...salam kenal.bagus banget blok anti...boleh ngopy kan?
jazakalloh khoir
At 22/10/07 15:23, Mutiara Suamiku said…
@Abu Hafshin...
Wa ’alaykumussalaam wa rahmatullahi wa barakatuh.
Hmmm, mungkin kekanak-kanakan bukan kata yang tepat bagi ikhwan yang lebih memilih akhwat yang cantik daripada yang tidak. Karena memang sudah fitrahnya manusia itu suka yang indah-indah. Sehingga wajar juga bila akhwat pun mencari “ustadz”. Karena fitrahnya manusia juga maunya selalu mendapatkan yang lebih baik.
Nggak ada yang salah dengan kriteria yang kita buat sendiri untuk calon pasangan kita selama kriteria tersebut tidak melanggar syariat. Kalau memang ada ikhwan yang berharap jodoh cantik juga nggak masalah, toh cantik itu memang salah satu di antara 4 syarat calon istri. Yang masalah itu... ketika ada ikhwan yang mensyaratkan calon istrinya cantik saja. Sedangkan Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- mengatakan bahwa di antara 4 syarat tersebut, yang selamat adalah yang memilih calon istri yang baik agamanya...
Jadi kalau memang seorang akhwat berharap jodoh selevel ustadz juga nggak masalah, toh syarat seorang calon suami itu memang cuma satu, shalih. Walaupun memang yang shalih itu nggak selalu harus jadi ustadz.
Sayang sekali kalau memang ada ikhwan yang harus mundur hanya gara-gara sang akhwat berharap lebih darinya. Seharusnya itu menjadi pemicu untuk menjadi lebih baik. Bahkan akhwat yang ditolak karena fisiknya saja tidak sungkan-sungkan terus berusaha walaupun dia tahu hasilnya selalu sama: penolakan. Apakah ikhwan-ikhwan yang mundur itu kemudian berusaha untuk menjadi lebih berilmu dan datang kembali kepada akhwat yang sama ataukah malah mencari akhwat lain yang “levelnya di bawah” itu?!
Wallahua’lam bis showab.
***
At 2/11/07 14:19, Anonymous said…
@Abu Nisriina..
Assalamu'alaikumm warohmatullohi wa barokaatuh....
hmmm. saya sependapat dengan apa yang disampaikan oleh abu hafsyin di atas..
wallahua'lam bis showab..
oiya saya ijin ngopi yaa..
At 2/4/08 21:44, Anonymous said…
Assalamu'alaykum
Jazakillah, nasehat buat ana juga. yang lagi noleh-noleh kesana kemari ^_^
ijin copas ya ukhti
At 8/4/08 11:25, Anonymous said…
Assalamu'alaykum...
Subahnalloh bagus bgt tulisannya.
Salam kenal dari ana dan minta ijin copas ya Ummu...
Jazakillah kheyr..
Wassalamu'alaykum
At 12/7/08 21:25, Anonymous said…
Insyaallah..
butuh usaha keras agar bertemu "dia" yang qanaah.
Perbaiki diri, terus menerus..
Mudah-mudahan pada saat pertemuan kita dalam kondisi terbaik, sehingga "dia" pun yang terbaik..
Istri sholehah, itu harta terbesar yang mungkin bisa kau peroleh di dunia setelah iman
At 8/8/08 20:46, Anonymous said…
wah artikel nya bagus..sukron
At 19/8/08 07:08, Abdullah said…
nasehat yang bagus buat para calon suami alias ikwan yang sedang nyari istri.
tapi setahu ane, ga semua ikwah mencari kecantikan wanita ko, buat apa coba cantik diluar tapi dalamnya rusak?
At 3/1/09 02:13, Abu Salma said…
Assalamu alaikum.
tulisan ukhti sangat bagus dan bersemangat. ana jadi terkenang dengan cerita yang dulu terjadi. sepenggal kisah yang mungkin tidak dapat diungkapkan semua tentang hal yang sebenarnya pada waktu itu. Ana pernah menyatakan ’mundur’ dari seorang akhwat ketika sedang mencari calon istri. Dalam masa taaruf, kami saling berkirim surat. Suatu ketika akhwat tersebut mungkin merasa telah cukup, ia meminta ketegasan mengenai niat ana dalam mencari calon pasangan hidup. Dalam pada itu, dari segala hal dan isi hati yang diungkapkannya. Ia memang seorang akhwat yang baik, cerdas dan faham agama, namun dalam hati ana tersirat dan merasa bahwa akhwat tersebut sangat sensitif, dan dari latar belakang saudaranya, ada terdapat hubungan yang tidak harmonis hingga cerai. Hati ana jadi bertanya pada diri sendiri, mampukah ana menjadi pemimpin yang baik baginya? Karena ana tahu persis sifat ana sendiri. Namun pada akhir pilihan ana.... ana menyatakan mundur. Tapi ana bingung, alasan apa yang harus disampaikan agar tidak menyakiti hatinya, karena ia meminta alasan yang jelas jika ana menyatakan mundur. Didalam hati, ana berpikir untuk menyatakan alasan yang tidak menyinggung perasaannya. Alasan yang bagi dirinya bukan hal yang merisaukan. Pada waktu itu ana terucaplah alasan fisik. Sementara ana dipertemukan dan berbincang hanya sekilas. Wajahnyapun tak begitu ingat. Astaghfirulloh.... ternyata hal itu malah menjadikan perasaannya tersakiti, marah dan ntah asumsi apalagi terhadap semua ikhwan yang tertulis pada puisinya. Afwan......................
Post a Comment
<< Home